Artikel

Read More

Berita

Read More

Opini

Read More

Puisi

Read More

Recent Posts

Jelang Akhir Kepengurusan, HMPS PPI gelar MUSMA V

Jelang Akhir Kepengurusan, HMPS PPI gelar MUSMA V
Prosesi sidang tata tertib Musyawarah Mahasiswa HMPS PPI, pimpinan sidang (tengah), anggota sidang (kiri), sekretaris sidang (kanan). (Foto: Ichsan/Kominfo).

Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pemikiran Politik Islam (PPI) laksanakan Musyawarah Mahasiswa kelima (MUSMA V). Mengusung tema "Regenerasi Kepemimpinan Menuju Organisasi Progresif" kegiatan ini diikuti oleh seluruh pengurus HMPS PPI dan mahasiswa PPI. Bertempat di Aula Gedung PKM Kampus Timur. Sabtu (30/12/2023). 


MUSMA merupakan agenda rutin yang digelar di akhir periode kepengurusan HMPS di IAIN Kudus sebagai bentuk pertanggungjawaban pengurus himpunan. 



Dalam MUSMA ini terdapat tiga pembahasan inti. Pertama, sidang pembahasan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD-ART). Selanjutnya, sidang laporan pertanggungjawaban (LPJ). Terakhir, debat kandidat calon ketua dan pemilihan ketua himpunan 2024. 


Dalam sambutannya, Kepala Program Studi (Ka. Prodi) PPI Riza Zahriyal Falah berpesan untuk tidak ragu ketika ingin bergabung organisasi, Riza menjelaskan bahwa organisasi dapat memberi manfaat bagi mahasiswa dalam membentuk karakter kritis dan produktif. Hal ini menurutnya akan sangat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas kuliah dan bekal ketika terjun di masyarakat.


"Organisasi sering dianggap menghambat mahasiswa untuk lulus tepat waktu, itu semua tidak benar. Saya harap kalian (mahasiswa, red) mematahkan stigma buruk yang keliru itu," ungkap Riza. 


Meneguhkan pandangan Riza. Ketua HMPS PPI Alfiyan Yuliyanto menjelaskan dalam organisasi kita dididik untuk melakukan segala kegiatan secara sistematis, ada empat hal yang diperlukan. Pertama, perencanaan yakni melakukan segala persiapan yang dibutuhkan. Kedua, pelaksanaan. Selanjutnya pengawasan. Terakhir ialah evaluasi, ini penting demi mengetahui kesalahan agar dapat diperbaiki. 


"Dengan empat hal tersebut, saya percaya kita semua (mahasiswa, red) di sini bisa mengoptimalkan kemampuan diri," ungkap 


Ia juga berpesan kepada pengurus Himpunan berikutnya agar menjaga dan memperkuat solidaritas dalam mengelola himpunan. Sebab dirinya percaya hal itu  memiliki peranan yang sangat penting. 


"Ada ungkapan yang mengatakan bersatu kita teguh bercerai kita berantakan," tegasnya.


Kontributor: Ahmad Nur Ichsan (Pengurus HMPS PPI 2023, Divisi Kominfo dan Humas). 

Mahasiswa, Politik, dan Cara Wujudkan Pemilu Kondusif



Pemahaman terhadap politik merupakan hal dasar yang harus dimiliki oleh mahasiswa, baik itu mahasiswa ilmu politik ataupun mahasiswa pada ilmu-ilmu lainnya


Hal tersebut disampaikan Gatot Priambodo Agusta sebagai pembicara dalam Diskusi dalam jaringan (daring) dengan tema "Urgensi Mahasiswa Politik Kritis Terhadap Kebijakan Pemerintah dan Pemilu 2024".
Yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Program Study Pemikiran Politik Islam (HMPS PPI), Kamis (06/07/23).

Dalam diskusi menggunakan Google Meet itu, Gatot mengatakan jika hingga sekarang ini pandangan masyarakat awam tentang politik masih cenderung negatif, hal itu disebabkan ulah beberapa oknum yang bertindak memfitnah lawan politiknya, menyalahgunakan jabatan, hingga melakukan korupsi.

"Harusnya kalian (mahasiswa, red) memiliki pikiran terbuka, juga mampu mengubah pandangan negatif masyarakat terhadap politik melalui sikap dan perilaku yang kalian tunjukan," ujar Tenaga Ahli AKD DPRD Kabupaten Jepara itu.



Di samping itu, pembicara lainnya, Hairiza Satia mengatakan agar kompetisi politik pada pemilu 2024 mendatang berjalan baik, maka harus ada upaya konsolidasi antara rakyat dengan calon pemimpinnya.

"Konsolidasi antar rakyat menjadi penting untuk dilakukan, sebab itu akan menentukan bagaimana arah gerak ke depannya. Sayangnya masih sedikit orang yang paham dengan hal tersebut," ujarnya.

Lebih lanjut, Iza sapaan akrabnya menyebutkan tiga pemetaan yang dapat dilakukan agar pemilu 2024 berhasil memenuhi tujuan sebagai pesta demokrasi, dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Pertama pra pemilihan, penyatuan pendapat pada setiap individu yang berbeda demi terciptanya tujuan kolektif. Kedua hari pemilihan, pada tahap ini para calon harus memberikan ide tentang bagaimana cara mengatasi permasalahan yang dialami rakyat, dan berjanji akan menjalankannya.

"Terakhir pasca pemilihan, aktualisasi janji dan ide yang telah disampaikan sangat penting dilakukan, sebab ini akan membuktikan apakah para calon terpilih memiliki sikap konsisten untuk menunaikan kewajiban dan tanggung jawab yang diemban," terang Sekretaris Komunitas Peduli Pemilu dan Demokrasi (KPPD) KPU Daerah Istimewa Yogyakarta itu.

Kontributor: Ahmad Nur Ichsan (Pengurus HMPS PPI 2023, Divisi Kominfo dan Humas). 

Cintai Diri Sendiri Dengan Eksplorasi Bukan Eksploitasi

Cintai Diri Sendiri Dengan Eksplorasi Bukan Eksploitasi


Judul Buku      : Kita Perlu Egois

Penulis             : Lulux Rofiatul Faidah

Cetakan            : Keempat, 2023

Penerbit           : TransMedia Pustaka

Tebal                 : 221

ISBN                  : 978-623-7100-72-0


Sering kali kita mendengar ajakan untuk mencintai diri sendiri, baik itu di media sosial, acara-acara seminar, bahkan dalam obrolan bersama teman pun tak luput dari ajakan untuk mencintai diri sendiri. Sebenarnya apa itu mencintai diri sendiri? Apakah hanya menyenangkan diri tanpa menyelesaikan permasalahan yang mungkin saja membuat diri terbebani, atau dengan bersikap seolah dunia ini ada untuk kita sehingga wajib hukumnya agar segala yang terjadi di sekitar sesuai dengan yang kita inginkan. 


Rasanya tidak demikian, setelah membaca Kita Perlu Egois karya Lulux Rofiatul Faidah, saya menemukan sesuatu yang nyata dan ada dalam diri setiap manusia yakni: Egosentris. Egonsentris sangat berperan penting bagi manusia guna bersikap egois. Dalam karya buku keduanya yang diterbitkan oleh TransMedia Pustaka ini, setelah sebelumnya ada buku Ruang Untuk Bahagia. Lulux menampilkan bentuk dari sikap egois melalui pelbagai keadaan yang banyak dialami anak muda sekarang, yang sangat penting untuk dimiliki agar kita sebagai manusia dapat bahagia, setidaknya itu yang disampaikan oleh Lulux dalam bukunya Kita Perlu Egois.

 

Dalam hidup tentu ada yang kita inginkan, kita perjuangkan, dan kita usahakan. Segala yang kita lakukan saat ini bisa saja merupakan bagian dari upaya mewujudkan itu semua, bisa itu harapan orang tua, harapan teman sekitar, atau tanggung jawab karena kita adalah anak tertua diantara saudara-saudara lainya, dan umumnya anak tertua lah yang bertanggung jawab menjaga adik-adiknya. Namun apakah kita sebagai “Manusia Biasa” mampu mewujudkan segala harapan-harapan itu? Tuntutan, harapan, dan keinginan membuat kita harus bekerja keras. 


Namun semua itu harusnya tidak membuat kita lupa bahwa kita adalah “Manusia Biasa”. Manusia yang bisa sakit, manusia yang bisa jatuh, dan harus kita ingat bahwa kita adalah manusia yang butuh rehat dari segala pekerjaan yang menuntut kita tetap kuat.

 

Lulux juga mengingatkan pembacanya bahwa sebagus apapun usaha dan rencana yang kita siapkan tetap saja Tuhan memiliki cara dan rencana yang lebih baik dari yang bisa kita lakukan. Maka tidak usah ngoyo sebab manusia hanya berikhtiar bukan menentukan.

“Tuhan, maaf karena aku masih terlalu sering mengeluh meski tahu janji setelah kesulitan akan ada kemudahan adalah kepastian,” (hlm. 43).

 

Berhenti Kecewa


Harapan yang tak sesuai dengan kenyataan kerap kali menimbulkan kekecewaan, manusia adalah mahluk dengan perasaan. Mereka kerap kali asik menghayal, meraba-raba masa depan melalui intuisi, insting, juga imajinasi. Lulux mengisahkan kekecewaan berasal dari harapan yang manusia sandarkan pada manusia lainnya. Keluarga, saudara, teman, bahkan mereka yang tidak kita kenal dan hanya tahu kita dari media sosial tanpa sadar telah mengharapkan sesuatu dari kita.


Berbagai ucapan semangat serta doa yang diberikan terkadang tidak memberi kita dorongan justru hanya menambah beban, sebab tak semua dapat kita tunaikan tak semua dapat kita kabulkan, bagaimana bila harapan-harapan itu justru terpatahkan dengan hasil yang tidak memuaskan bagaimana bila doa-doa yang telah dipanjatkan tak memberi hasil yang diinginkan. 

Maka tidak terlalu berharap adalah cara untuk berhenti merasakan kekecewaan, sekali lagi Lulux mengingatkan bahwa harapan terbaik adalah harapan yang ditujukan kepada tuhan sebab ia adalah yang MahaTahu, bukan manusia yang kadang-kadang tidak mau tahu atau pura-pura tidak tahu.

 

“Aku pernah berkata, jangan terlalu berharap padaku, aku ini hanya manusia yang tentu saja paling pandai bikin kecewa,” (hlm. 66).

 

Bukan hanya itu, penyampaian ringan melalui tulisan yang Lulux bagikan juga memotret fenomena manusia dengan sifatnya yang suka membandingkan, membandingkan pencapaian, membandingkan kemampuan, hingga membandingkan kondisi sosial dirinya dengan orang lain yang dirasa lebih baik.


Tabiat semacam ini lah yang kemudian menimbulkan emosi negatif, kecewa, sedih, merasa rendah diri. Padahal harusnya kita paham jika setiap orang hanya akan membagikan kebahagiannya pada dunia tanpa perlu menunjukan perjuangan yang dilakukan (kecuali mereka yang pansos dan cari perhatian wkwk). 


Dalam kondisi demikian perasaan iri menjadi lebih baik daripada harus menyalahkan diri sendiri (setidaknya itu yang saya dapatkan sebagai pembaca).

 

“Hingga mereka merasa, aku tidak berharga, aku kalah, aku tidak lebih baik, aku gagal,” (hlm. 98).

 

Cintai Diri Sendiri Dengan Tidak Menyakiti


Bahagia menjadi tujuan setiap insan manusia, dengan cara yang berbeda manusia menginginkan kebahagiaan, egosentris manusia menjadi pusat bagi manusia untuk bisa bahagia. Banyak yang mengatakan bahagia itu sederhana, bahagia bagi setiap orang itu berbeda maka tak adil rasanya jika mengklaim seseorang tidak bahagia sebab bahagia menurut mereka berbeda dengan bahagia dalam konsep kita. Kembali Lulux memberi pembaca gambaran untuk menafsirkan kebahagiaan, yakni bahagia tanpa menyakiti. 


Berlatar hubungan asmara, anggapan generasi muda bahwa sumber bahagia berasal dari orang yang dicintai, meski sungguh kehadirannya tidak dihargai tidak membuat mereka mengerti. Mereka lebih memilih menderita dan tersakiti sebab takut akan ditinggalkan, dan menahan kesenangan diri sebab takut akan dibenci.

 

Padahal bahagia juga bisa kita dapatkan dengan mencintai dan menghargai diri sendiri. Lulux mengajak para pembacanya agar mengedepankan kepentingannya sendiri sebelum memikirkan orang lain. 


Seakan menjadi tokoh dalam cerita kita dihadapkan dengan situasi bagai menggenggam bilah pisau, melepaskan berarti kehilangan atau tetap digenggam dengan resiko terlukanya tangan. Semua bergantung pada pribadi masing-masing, namun untuk apa memiliki jika hanya melukai? Bukankah diri sendiri adalah yang terpenting. 


“Hati terlukai karena mempertahankan seseorang yang tidak pantas dipertahankan,” (hlm. 190).

 

Sebagai buku yang membahas tentang mental dan perilaku manusia Kita Perlu Egois sangat mudah untuk dimengerti, dengan penggunaan bahasa yang sering digunakan sehari-hari dan mudah dipahami membuat pembaca tidak perlu menemukan istilah asing yang sulit dimengerti. Selain itu, sarana penyampaian melalui konteks anak muda juga mempermudah pemahaman pembaca. Namun buku ini banyak mengulang pembahasan yang cenderung sama dengan bungkus yang berbeda, hal ini mungkin akan sangat menyebalkan bagi kalian yang mungkin lebih suka menikmati bacaan yang baku dan tidak banyak diulang-ulang.


Oleh: Ahmad Nur Ichsan (Pengurus HMPS PPI 2023, Divisi Komunikasi informasi dan Humas)

Rektorku Menyapa: Kecepatan dan Prioritas menjadi Syarat Penting Tingkatkan Pelayanan Mahasiswa

Rektorku Menyapa: Kecepatan dan Prioritas menjadi Syarat Penting Tingkatkan Pelayanan Mahasiswa
Rektorku Menyapa di Gedung PKM Kampus Timur dihadiri rektor dan jajarannya (foto:Humas IAIN Kudus). 

Menentukan prioritas dan peningkatan kecepatan menjadi unsur penting dalam upaya memperbaiki pelayanan mahasiswa dan fasilitas sarana serta prasarana.


Hal itu disampaikan langsung oleh rektor  IAIN Kudus Prof. Dr. Abdurrahman Kasdi Lc., M.Si. dalam forum bersama Rektorku Menyapa yang berlangsung di Gedung PKM Kampus Timur pada Senin (17/04/2023).


"Kita harus menentukan apa yang paling dibutuhkan mahasiswa, kemudian kita fokuskan untuk memenuhi kebutuhan tersebut secara optimal," kata Kasdi menanggapi hasil konsolidasi bersama seluruh ORMAWA.

Kemudian terkait pelayanan mahasiswa menurut Kasdi IAIN Kudus sudah memiliki sistem yang tertata untuk hal tersebut, hanya saja efisiensi dan kecepatannya harus lebih ditingkatkan.

"Setiap mahasiswa, dosen, dan tenaga pendidikan memiliki hak yang sama untuk menggunakan fasilitas kampus. Maka dari itu kecepatan dan ketepatan dalam pelayanan sangatlah penting," tegas Kasdi

Lebih lanjut, Wakil Rektor II Dr. Supriyadi S.Ag., M.Hum. menyebutkan IAIN Kudus memiliki kendala dana untuk melakukan pemenuhan fasilitas. Ini dikarenakan anggaran yang diberikan pemerintah sudah diatur untuk masing-masing kebutuhan setiap perguruan tinggi.

"Misalnya mahasiswa Fakultas FEBI mengeluh karena ruang kelasnya kurang memadai tetapi kita juga tidak bisa mengerahkan semua dana untuk pembangunan saja," terangnya.

Pembahasan dalam Rektorku Menyapa merupakan tindak lanjut dari hasil konsolidasi seluruh pimpinan ORMAWA, Dema fakultas, Sema fakultas, HMPS, UKM, dan UKK. Yang diadakan oleh Dema Institut sebanyak dua kali secara bertahap pada Kamis 06 April dan 13 April 2023.

Lantas apa saja isi dari hasil konsolidasi tersebut?

Merujuk pada Press Release konsolidasi seluruh pimpinan ORMAWA, terdapat beberapa tuntutan yang disampaikan oleh setiap ormawa, diantaranya:

1) Relokasi sampah (depan gedung S).
2) Demi stabilitas ORMAWA penempatan KKN ketua Ormawa di dekat Kudus.
3) Pembaharuan Inventaris ORMAWA (print dan komputer).
4) Perluasan lahan parkir.
5) Pemerataan dan perawatan fasilitas perkuliahan. (Lantai ruang kelas, proyektor, wifi, AC, dan peningkatan mutu aplikasi Smurt).
6) Pengelolaan dan pemenuhan fasilitas yang layak untuk Sekretariat ORMAWA.
7) Peningkatan pelayanan kampus (rektorat dan fakultas).
8) Profesionalitas dosen dalam pembelajaran.
9) Profesionalitas pembina dalam membina ORMAWA.
10) Pengadaan ruang diskusi umum


Kontributor: Ahmad Nur Ichsan (Pengurus HMP PPI 2023, Koordinator Divisi Kominfo dan Humas)

Jelang Pemilu 2024. HMPS PPI Gelar Seminar Tantangan Politik Identitas

Jelang Pemilu 2024. HMPS PPI Gelar Seminar Tantangan Politik Identitas
Berlangsungnya seminar HMPS PPI dengan Dosen fakultas hukum Universitas  Jayabaya. (Foto: doc. panitia)

Kudus (21/03/2023) - Himpunan Mahasiswa Program Studi Pemikiran Politik Islam (HMPS PPI) IAIN Kudus kembali adakan program tahunan Pekan Kebangsaan Nasional (PKN). Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan PKN, seminar dengan tema "Pemilu 2024: Tantangan Politik Identitas" berlangsung di aula Gedung PKM Kampus Barat IAIN Kudus. 


Jelang Pemilu 2024. HMPS PPI Gelar Seminar Tantangan Politik Identitas
Forum seminar dengan Kaprodi PPI (sebelah kiri) Narasumber (tengah) Ketua HMPS (sebelah kanan).

Dengan diikuti oleh mahasiswa PPI dan umum. Dosen fakultas hukum Universitas Jayabaya Dr. Kristiawanto, S.H.I., M.H. sebagai pembicara dalam forum seminar tersebut, menjelaskan tentang dampak negatif adanya politik identitas pada pemilu 2024. Menurutnya Indonesia sebagai negara dengan identitas masyarakatnya yang beragam, beresiko menjadi ajang praktik politik identitas demi tercapainya kepentingan segelintir orang.


“Misalnya polarisasi politik, sebab ada komitmen yang kuat terhadap satu budaya, maupun ideologi tertentu hingga berakibat terjadi pembelahan antar kelompok masyarakat yang kemudian diikuti oleh sikap para pendukung partai,” terangnya.


Meskipun demikian, Kristiawanto menyebutkan bahwa politik identitas tidak sepenuhnya berbahaya. Tergantung bagaimana masyarakat dapat memandang dan menyikapi adanya praktik tersebut. Karena pada dasarnya, setiap individu di dunia ini memiliki identitasnya masing-masing.


“Kan enggak mungkin kalau sebagai masyarakat merdeka kita dilarang memperlihatkan identitas yang kita miliki. Apalagi Undang-undang secara tegas hanya mengatur mengenai larangan politik yang menyinggung SARA, dan tidak disebutkan dengan jelas mengenai larangan politik identitas,” terangnya.


Lebih lanjut, Kristiawanto berpesan kepada peserta forum untuk selektif dalam menyikapi adanya fenomena politik menjelang pemilu 2024. Meskipun identitas sangat mempengaruhi pemilih, namun visi-misi dan gagasan-gagasan tokoh adalah hal utama yang harus diperhatikan oleh masyarakat sebagai pemilih. 


“Apalagi mahasiswa sebagai agent of change harus mempunyai pemikiran terbuka untuk lebih mengedepankan kepentingan rakyat dan bukan kepentingan golongan. Sebab, itu juga merupakan bagian dari pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” pungkasnya. 


Kontributor: Leni Devinta (BPH dan Sekretaris umum HMPS PPI 2023).

Lulus tepat waktu, Murti Nikmah Mahasiswa Cumlaude PPI: Tetap Mawas Diri Saja

Siti Nur Murti Nikmah dalam pelaksanaan wisuda ke-33 IAIN Kudus (foto: doc. Pribadi)

Siti Nur Murti Nikmah Mahasiswa Prodi Pemikiran Politik Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, meraih prestasi sebagai wisudawati terbaik tahun ini. Hal itu disampaikan wakil rektor I IAIN Kudus, Prof. Dr. H. Ihsan. M. Ag. Dalam wisuda ke-33 program sarjana yang dilangsungkan di Gedung Olahraga (GOR)  kampus timur, pada Sabtu (25/02/2023) kemarin.


Lulus di semester tujuh (7) dengan IPK 3,84. Tidak membuat Nikmah menjadi berpuas diri, menurutnya setiap hal yang ia lakukan pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.


"Tetep mawas diri saja, masih banyak kekurangan juga. Yang penting ilmu yang kita miliki itu bisa diamalkan dan bermanfaat untuk orang lain," ungkapnya ketika dihubungi melalui Aplikasi Instagram.


Nikmah menjelaskan jika dirinya tidak menyangka dapat lulus dengan predikat cumlaude bahkan menyandang gelar wisudawati terbaik, ia menekankan jika capaiannya hari ini merupakan buah manis dari upaya terbaiknya dalam berproses sebagai mahasiswa, juga berlomba-lomba dalam hal kebaikan.

"Fastabiqul khairat saja, berlomba lomba dalam kebaikan," ujarnya.

Lebih lanjut, Nikmah berpesan untuk teman-teman mahasiswa lain yang masih takut atau menunda-nunda mengerjakan skripsi. Menurut Nikmah, skripsi tidak semenakutkan yang dibayangkan.

Hal itu ia rasakan ketika mengerjakan skripsinya yang berjudul "Representasi Politik Perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan Periode 2019-2024."

"Tidak susah sebenarnya, asalkan dalam mengerjakan skripsi itu kita menikmatinya saya yakin pasti terasa mudah," ungkap perempuan asal Kota Purwodadi itu.

Kontributor: Ahmad Nur Ichsan & (Pengurus HMPS PPI, Koordinator Divisi Komunikasi Media Informasi dan Hubungan Masyarakat).

About

Institut Agama Islam Negeri Kudus Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam Program Studi Pemikiran Politik Islam

Visi

Menjadikan Program Studi Unggul di Bidang Pemikiran Politik Islam Berbasis Islam Terapan pada Level Nasional Tahun 2023.

Misi

1. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran pada Program Studi Pemikiran Politik Islam berbasis nilai-nilai Islam Terapan yang humanis, aplikatif, dan produktif.
2. Menyelenggarakan penelitian dalam bidang Pemikiran Politik Islam berbasis Islam Terapan serta mempublikasikan di jurnal nasional.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang pemikiran politik Islam berbasis nilai-nilai Islam Terapan yang humanis, aplikatif, dan produktif.

Address:

Jl. Gondangmanis No.51, Ngembal Rejo, Ngembalrejo, Kec. Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59322

Our Mail Addrees

hmpsppiiainkudus@gmail.com